Sabtu, 24 November 2012

PPT] 

Kimia Organik 1.ppt

Aplikasi IDM dan Angry Birds

Angry Birds Space 2012 Full Version + Patch


Angry Birds Space 2012 Full Version + Patch. Bagi kalian pecinta Angry Bird kali ini saya akan bagikan link download gratis Angry Birds Space 2012 Full Version + Patch. Walaupun sebenarnya game ini sudah lama keluar tapi tidak ada salahnya saya postingkan. Game Angry Birds Space 2012 ini adalah versi terbaru setelah sukses pada versi Angry...





Anda mungkin telah mengenal atau mendengar Internet Download Manager atau sering dikatakan IDM, pengetahuan mengenai software ini telah dijelaskan diartikel sebelumnya yang bertema IDM. Walaupun begitu sedikit cara download idm gratis perlu diketahui agar anda benar-benar dapat memanfaatkan software download ini dengan maksimal.  IDM...
                         http://ianhacks.blogspot.com/

Rabu, 21 November 2012

Cianjur ku


Kabupaten Cianjur, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta di utara, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi di barat.

Daftar isi

Pembagian administratif

Kabupaten Cianjur terdiri atas 32 Kecamatan, 342 Desa dan 6 Kelurahan.Pusat pemerintahan di Kecamatan Cianjur.

Topografi

Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit.
Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Sungai terpanjang di Cianjur adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia.
Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.

Asal mula

Tiga abad silam merupakan saat bersejarah bagi Cianjur. Karena berdasarkan sumber - sumber tertulis , sejak tahun 1614 daerah Gunung Gede dan Gunung Pangrango ada di bawah Kesultanan Mataram. Tersebutlah sekitar tanggal 12 Juli 1677, Raden Wiratanu putra R.A. Wangsa Goparana Dalem Sagala Herang mengemban tugas untuk mempertahankan daerah Cimapag dari kekuasaan kolonial Belanda yang mulai menanamkan kekuasaan di tanah nusantara. Upaya Wiratanu untuk mempertahankan daerah ini juga erat kaitannya dengan desakan Belanda / VOC saat itu yang ingin mencoba menjalin kerjasama dengan Sultan Mataram Amangkurat I.
Namun sikap patriotik Amangkurat I yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda / VOC mengakibatkan ia harus rela meninggalkan keraton tanggal 12 Juli 1677. Kejadian ini memberi arti bahwa setelah itu Mataram terlepas dari wilayah kekuasaannya.
Pada pertengahan abad ke 17 ada perpindahan rakyat dari Sagala Herang yang mencari tempat baru ke pinggiran sungai untuk bertani dan bermukim. Babakan atau kampung mereka dinamakan menurut nama sungai dimana pemukiman itu berada. Seiring dengan itu Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Islam, sedangkan para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk Hindu.
Sebagaimana daerah beriklim tropis, maka di wilayah Cianjur utara tumbuh subur tanaman sayuran, teh dan tanaman hias. Di wilayah Cianjur Tengah tumbuh dengan baik tanaman padi, kelapa dan buah-buahan. Sedangkan di wilayah Cianjur Selatan tumbuh tanaman palawija, perkebunan teh, karet, aren, cokelat, kelapa serta tanaman buah-buahan. Potensi lain di wilayah Cianjur Selatan antara lain obyek wisata pantai yang masih alami dan menantang investasi.
Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagala Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).
Regent Cianjur dan isterinya naik mobil di depan kediaman mereka di tahun 1920-an

Filosofi

Cianjur memiliki filosofi yang sangat bagus, yakni NGAOS, MAMAOS dan MAEN PO yang mengingatkan pada kita semua tentang 3 (tiga) aspek keparipurnaan hidup.
  1. NGAOS adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. Citra sebagai daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun 1677 dimana wilayah Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai sehingga mendapat julukan KOTA SANTRI. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai.
  2. MAMAOS adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Tembang Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi pupuhu (pemimpin) tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862. Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaan-Nya.
  3. Sedangkan MAEN PO adalah seni bela diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maen po ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan).
Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Beras Pandan Wangi

Pandan Wangi merupakan satu-satunya beras wangi beraroma pandan yaitu beras yang merupakan satu-satunya beras terbaik yang tidak ditemukan di daerah lain dan menjadi khas Cianjur. Rasanya enak (pulen) dan harganya pun relatif lebih tinggi dari beras biasa. Di Cianjur sendiri, pesawahan yang menghasilkan beras asli Cianjur ini hanya di sekitar Kecamatan Warungkondang, Cugenang dan sebagian Kecamatan Cianjur. Luasnya sekitar 10,392 Ha atau 10,30% dari luas lahan persawahan di Kabupaten Cianjur. Produksi rata-rata per hektar 6,3 ton dan produksi per-tahun 65,089 ton. Kecamatan Pacet dan Cipanas menghasilkan sayur-sayuran antara lain Wortel, Bawang daun, Brocoli, Buncis, Kol, Terong, Aneka Cabe, Kailan, Bit, Paprika merah & hijau, Jagung manis, Tomat, Poling, Jamur, Slada, Timun Jepang dan lain lain.

Ayam Pelung

Ayam Pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik. Pertama suara berkokok yang panjang mengalun. Kedua pertumbuhannya cepat. Ketiga postur badan yang besar. Bobot ayam pelung jantan dewasa bisa mencapai 5 - 6 kg dengan tinggi antara 40 sampai 50 cm. Nama ayam pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung yang artinya melengkung, karena dalam berkokok menghasilkan bunyi melengkung juga karena ayam pelung memiliki leher yang panjang dalam mengahiri suara / kokokannya dengan posisi melengkung. Ayam pelung merupakan salah satu jenis ayam lokal indonesia yang mempunyai karakteristik khas, yang secara umum ciri ciri ayam pelumg dapat digambarkan sebagai berikut :
  1. Badan: Besar dan kokoh (jauh lebih berat / besar dibanding ayam lokal biasa)
  2. Cakar: Panjang dan besar, berwarna hitam, hijau, kuning atau putih
  3. Pial: Besar, bulat dan memerah
  4. Jengger: Besar, tebal dan tegak, sebagian miring dan miring, berwarna merah dan berbentuk tunggal
  5. Warna bulu: Tidak memiliki pola khas, tapi umumnya campuran merah dan hitam ; kuning dan putih ; dan atau campuran warna hijau mengkilat
  6. Suara: Berkokok berirama, lebih merdu dan lebih panjang dibanding ayam jenis lainnya.

Demografi

Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %.
Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya diatas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Cikadu sebanyak 36.212 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000 - 50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara.

Ekonomi

Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 %. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60%. dan pengiriman pembantu 30%

Kepadatan penduduk

Dengan kepadatan penduduk tidak merata:
  1. 63,90 % di wilayah utara dengan luas wilayah 30,78 %
  2. 19,19 % di wilayah tengah dengan luas wilayah 28,25 %
  3. 17,12 % di wilayah selatan dengan luas wilayah 40,70 %

Agama

Penduduk Kabupaten Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang religius dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang mencapai 98 %, sedangkan penduduk non muslim mencapai 2 %, dengan rincian sebagai berikut:
  1. Penduduk beragama Islam = 1.893.203 orang (98 %)%
  2. Penduduk beragama Kristen = 32.841 orang (1,7 %)
  3. Penduduk beragama Budha dan Hindu = 5.796 orang ( 0,3 %)

Tingkat partisipasi usia sekolah

  1. Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52 %
  2. Angka Pastisipasi Kasar SMTP mencapai 38,50 %
  3. Angka Partisipasi Kasar SMTA mencapai 11,98 %

Indikasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat

  1. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini mencapai 373 per 100.000 kelahiran , turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 420 per 100.000 kelahiran.
  2. Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 62,00 per 1.000 kelahiran hidup, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 65,38 per 1.000 kelahiran hidup.
  3. Angka Harapan Hidu (AHH) mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun.
Sumber: Pemerintah Kabupaten Cianjur

Transportasi

Suasana Cianjur
Ibukota kabupaten Cianjur dilintasi jalan nasional (Jakarta-Bogor-Bandung), serta jalur kereta api Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur.
Perjalanan ke Cianjur biasanya ditempuh melalui jalan darat, jika dari Jakarta bisa melewati jalur Puncak, jalur Sukabumi atau jalan alternatif melalui Jonggol

Wisata

Objek wisata yang ditawarkan : Pantai Jayanti, Taman Bunga Nusantara, Taman Cibodas, Situs Gunung Padang, Gunung Gede Kab. Cianjur.

Bupati/Dalem

  1. R.A. Wira Tanu I (Dalem Cikundul)(1677-1691)
  2. R.A. Wira Tanu II (1691-1707)
  3. R.A. Wira Tanu III (1707-1727)
  4. R.A. Wira Tanu Datar IV (1927-1761)
  5. R.A. Wira Tanu Datar V (1761-1776)
  6. R.A. Wira Tanu Datar VI (1776-1813)
  7. R.A.A. Prawiradiredja I (1813-1833)
  8. R. Tumenggung Wiranagara (1833-1834)
  9. R.A.A. Kusumahningrat (Dalem Pancaniti) (1834-1862)
  10. R.A.A. Prawiradiredja II (1862-1910)
  11. R. Demang Nata Kusumah (1910-1912)
  12. R.A.A. Wiaratanatakusumah (1912-1920)
  13. R.A.A. Suriadiningrat (1920-1932)
  14. R. Sunarya (1932-1934)
  15. R.A.A. Suria Nata Atmadja (1934-1943)
  16. R. Adiwikarta (1943-1945)
  17. R. Yasin Partadiredja (1945-1945)
  18. R. Iyok Mohamad Sirodj (1945-1946)
  19. R. Abas Wilagasomantri (1946-1948)
  20. R. Ateng Sanusi Natawiyoga (1948-1950)
  21. R. Ahmad Suriadikusumah (1950-1952)
  22. R. Akhyad Penna (1952-1956)
  23. R. Holland Sukmadiningrat (1956-1957)
  24. R. Muryani Nataatmadja (1957-1959)
  25. R. Asep Adung Purawidjaja (1959-1966)
  26. Letkol R. Rakhmat (1966-1966)
  27. Letkol Sarmada (1966-1969)
  28. R. Gadjali Gandawidura (1969-1970)
  29. Drs. H. Ahmad Endang (1970-1978)
  30. Ir. H. Adjat Sudrajat Sudirahdja (1978-1983)
  31. Ir. H. Arifin Yoesoef (1983-1988)
  32. Drs. H. Eddi Soekardi (1988-1996)
  33. Drs. H. Harkat Handiamihardja (1996-2001)
  34. Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi (2001-2006)
  35. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM (2006-2011)
  36. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM (2011-2016)
  37. Drs. H. Mochamad hilman sahrul rijal,SH,MH.
  38. Syamsil Dafik

sumber : pemerintah cianjur

Selasa, 20 November 2012

Makalah Pengantar Industri Kecil



BAB I
PENDAHULUAN
A.       Pengertian Industri
Industri adalah salah satu kegiatan pokok ekonomi manusia yang sangat penting. Kegiatan ini berupaya melalui proses bahan mentah menjadi bahan baku dan barang jadi, melalui proses kegiatan industi dapat dihasilkan berbagai barang yang menjadi kebutuhan manusia.
B.        Macam dan Klasifikasi Industri
Macam industri berbeda-beda untuk tiap daerah atau negara, tergantung pada sumber daya yang tersedia, tingkat teknologi, serta perkembangan daerah atau negara tersebut. Pada umumnya makin maju tingkat perindustrian disuatu daerah, makin banyak jumlah dan macam industri serta makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.
Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut :
1.         Klasisifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku
a.       Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya industri hasil perikanan, Industri hasil pertanian dan industri hasil perhutanan.
b.      Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolahlebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya industri kayu lapis, industri pemintalan dan industri kain.
c.         Industri fasilitatif atau industri tertier, yaitu industri yang menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya Perbankan, perdagangan, angkutan dan pariwisata.
  1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja
a.         Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 4 orang dan memiliki modal yang kecil. Misalnya industri kerajinan dan industri makanan ringan.
b.         Industri Kecil, yang industribyang menggunakan tenaga kerja 5 sampai 19 orang dan memiliki modal yang relatif kecil Misalnya industri genteng dan industri batubata.
c.         Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 20 sampai 99 orang dan memiliki modal cukup besar. Misalnya industri bordir dan industri keramik.
d.        Industri besar, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja lebih dari 100 orang dan memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk saham. Misalnya industri teksti, industri mobil dan industri besi/baja.
  1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Produksi yang Dihasilkan
a.         Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut dan dapat dinikmati secara langsung. Misalnya industri makanan dan minuman, industri konveksi, dan industri anyaman.
b.         Industri sekunder, yaitu industri yangmenghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati. Misalnya industri pemintalan benang, industri baja, industri ban dan industri tekstil.
c.         Industri tertier, yaitu industri yng hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati melainkan berupa jasa yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masayarakat. Misalnya industri angkutan dan industri perbankan.
  1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah
a.         Industri pertanian, yaitu industri yang mengolahb bahan mentah yang diperoleh dari hasil pertanian. Misalnya industri minyak goreng, industri gula dan industri teh.
b.         Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil pertambangan. Misalnya industri semen, industri baja dan industri BBM.
c.         Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah beban masyarakat tapi menguntungkan. Misalnya industri perbankan, industri pariwisata dan industri transportasi.
  1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha
a.         Industri berorientasi pada pasar, yaitu industri yang didirikan didekat daerah persebaran pasar.
b.         Industri berorientasi pada tenaga kerja, yaitu industri yang didirikan didekat daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tapi pendidikannya kurang.
c.         Industri berorientasi pada pengolahan, yaitu industri yang didirikan didekat tempat pengolahan.
d.        Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan ditempat tersedianya bahan baku.
e.         Industri yang tidak terikat oleh persyaratan orang lain, yaitu industri yang didirikan dimana saja dan tidak terikat oleh syarat-syarat diatas.
  1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi
a.         Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Misalnya industri alumunium dan industri pemintalan.
b.         Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga bisa langsung dinikmati oleh konsumen. Misalnya industri otomotif, industri konveksi dan industri mebeler.
  1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan
a.         Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya industri alat-alat berat, industri mesin dan industri pemintalan.
b.         Industri ringan, yaitu industri yang mengahsilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya industri obat-obatan, industri makanan dan industri minuman.
  1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Modal yang Digunakan
a.         Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional. Misalnya industri kerajinan, industri pariwisata, industri makanan dan minuman.
b.         Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya industri komunikasi, industri perminyakan dan industri pertambangan.
c.         Industri dengan modal patungan, yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PDMN dan PMA. Misalnya industri otomotif dan industri transportasi.
  1. Klasifikasi Industri berdasarkan Subjek Pengelola
a.         Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat. Misalnya, industri kerajinan dan industri makanan ringan.
b.         Industri negara (BUMN), yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik negara. Misalnya industri kertas, industri pupuk, industri perminyakan dan industri baja.
  1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Cara Pengorganisasian
a.         Industri kecil, yaitu industri yang memiliki modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang, produknya masih sederhana dan lokasi pemasarannya pun masih terbatas. Misalnya industri kerajinan dan industri makanan ringan.
b.         Indusri menengah, yaitu industri yang memiliki modal relatif besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerjanya antara 10-200 orang,tenaga kerja tidak tetap dan lokasi pemasarannya relatif lebih luas. Misalnya industri bordir dan industri sepatu.
c.         Industri besar, yaitu industri yang memiliki modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banayak dan terampil dan lokasi pemasarannya berskala nasional dan internasional. Misalnya industri otomotif,industri barang-barang elektronik dan industri transportasi.
  1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan, yaitu :
a.         Industri kimia Dasar (IKD)
1)      Industri kimia organik. Misalnya industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
2)      Industri kimia anorganik. Misalnya industri semen, industri kaca dan industri asam sulfat.
3)      Industri agrokimia. Misalnya industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4)      Industri Selulosa dan karet. Misalnya, industri kertas, industri pulp dan industri ban.
b.         Industri Mesin logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
1)      Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian.Misalnya mesin traktor, mesin hueler dan mesin pompa.
2)      Industri alat-alat berat/konstruksi. Misalnya mesin pemecah batu, buldozer dan excavator dll.
C.  Industri Kecil
1.         . Pengertian Industri Kecil
Industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang maupun jasa untuk diperniagakan secara komersial dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang relatif kecil
2.        Ciri Ciri Industri Kecil
Industri kecil umumnya berskala kecil, kurang maju dalam teknologi, sangat bergantung pada sumber daya lokal, jauh lebih padat tenaga kerja, tenaga kerja berasal dari pekerja yang masih mimiliki hubungan kekeluargaan, memiliki akses dana sendiri atau lokal, merupakan fenomena/industri pedesaan.
3.        Jenis Jenis Industri Kecil
Jenis-jenis industri ada 3, yaitu : industri lokal, industri sentra, industri mandiri
  1. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Industri
Faktor-faktor yang mempengaruhi industri ada 5, yaitu:
1.      bahan mentah, tidak ada barang yang dapat dibuat jika tidak ada bahan mentahnya, misalnya untuk industri pensil dibutuhkan tambang grafit dan kayu jenis  khusus tentunya.
2.      sumber tenaga(power resource), iini menyangkut tenaga air (hydro power) atau pelistrikan untuk menggerakkan mesin pabrik.
3.       suplai tenaga kerja, hal ini menyangkut dua segi yakni kuantitatif (jumlah tenaga kerja) dan kualitatif (keterampilan yang dilmiliki tenaga kerja).
4.      Suplai air, industri sudah jelas sangat memerlukan air baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
5.       pemasaran, dalam dunia industri pemasaran adalah sangat penting. Karena dalam indutri memeproduksi barang untuk di jual.
6.       fasilitas transportasi, transpotasi dalam industri sangat penting baik untuk mendatangkan bahan baku maupun menyebarkan produk.
  1. Lokasi Industri
Penempatan lokasi industri mempunyai peranan yang sangat penting, sebab akan mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas proses dan kegiatan itu sendiri.
Adapun berdasarkan lokasi industri ada 3 yaitu:
1.      Industri yang berlokasi ditempat bahan mentah berasal
2.      Industri yang berlokasi di daerah pemasaran
3.      Industri yang berlokasi di tempat yang banyak terdapat tenaga kerja





BAB  II
PEMBAHASAN

1.1.  PENGEMBANGAN  IKM  PENGGERAK PEREKONOMIAN  DAERAH
A.     Pengertian
IKM Penggerak Perekonomian Daerah adalah industry yang memproduksi barang dan jasa yang mengguanakan bahan baku utamanya berbasis pada pendayagunaan sumber alam, bakat dan karya seni tradisional dari daerah  setempat.

B.     Ciri Kriteria
Adapun ciri-ciri kelompok industri ini adalah :
1)      Menggunakan bahan baku lokal  yang mudah diperoleh.
2)      Cara memproduksinya tidak sulit dikuasai oleh masyarakat setempat.
3)      Sebagian besar produknya dapat diserap oleh pasar lokal/domestic.
4)      Bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang cukup banyak
5)      Melibatkan masyarakat lemah setempat.
6)      Mempunyai potensi untuk dikembangkan, apalagi bila dapat
dikembangkan sebagai produk unggulan daerah.

C.     Misi dan Tujuan
1)         Memanfaatkan potensi  SDA andalan lokal secara optimal, masyarakat IKM setempat dan sebagai pemasok utama pasar local.
2)         Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah.
3)         Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4)         Memperluas kesempatan kerja (mengurangi pengangguran).
5)         Melestarikan dan mengembangkan seni trdisional budaya daerah.
6)         Mengisi kebutuhan pasar lokal, domestik  dan ekspor.
7)         Meningkatkan perolehan devisa.
8)         Memajukan daerah.
D.    Lingkup Komoditi
1.      Makanam ringan
2.      Sutera alam
3.      Penyamakan kulit
4.      Genteng
5.      Anyaman dan lain-lain yang yang merupakan potensi yan dimiliki suatu daerah tersebut
1.        PERMASALAHAN
A.             Permasalahan yang Dihadapi :
1.      Mutu ( Kualitas )
Mutu atau kualitas produk yang dihasilkan masih banyak yang belum memenuhi standard dan banyak konsumen yang belum puas akan hasil produk yang telah dihasilkan.
2.      Peralatan/ Teknologi yang Digunakan
Belum menggunakan teknologi yang memadai dan masih menggunakan peralatan yang umumnya relatif tua.
3.      Bahan Baku
Masih banyak bahan baku yang sulit diperoleh karna keterbatasan Sumber Daya Alam serta keterbatasan biaya. Pada produk makanan,masih ada penggunaan BPT yang dilarang.

4.      Pemasaran
Prsaingan dengan pasar bebas dan Negara pesaing. Kurangnya akses transportasi dan informasi yang memadai sehingga pemasaran produk tersebut menjadi terbatas dan tidak berkembang.
5.      Modal atau Biaya
Terbatasnya biaya produksi mengakibatkan permintaan konsumen dengan hasil produksi tidk sesuai.
6.      Peran Institusi atau Pemerintah Setempat
Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap IKM setempat mengakibatkan IKM tersbut tidak berkembang.
2.       Pemecahan Masalah
1.      Mutu ( Kualitas )
Para pelaksana IKM seharusnya sangat memperhatikan mutu produk yang dihasilkan. Karena mutu sangat penting bagi sebuah produk. Produk yang tidak mempunyai mutu akan kalah bersaing di pasar bebas. Dan produk tersebut harus memiliki standar mutu yang jelas atau mengikuti standar mutu yng telah diberikan oleh instansi pemerintah seperti SNI. 

2.      Peralatan/ Teknologi yang Digunakan
Peralatan / teknologi yang digunakan semestinya sesuai dengan kebutuhan, terjangkau, dan dapat digunakan secara efisien. Jika ingin bekembang dengan pesat maka harus dapat mengikuti perkembangan teknologi dan peralatan yang modern.


3.      Bahan Baku
Para pelaksana IKM memerlukan bahan baku yang tetap atau dapat diperoleh secara terus-menerus. Hal ini dapat terjadi bila para pelaksana sendiri mempunyai lahan bahan baku yang tetap atau memperoleh distributor tetap.

4.      Pemasaran
Pada bidang pemasaran dibutuhkan kinerja yang optimal sehingga produk kita dapat bersaing dipasar bebas dan pasar inernasional. Syarat mutlak yang harus dicapai agar dapat menguasai adalah menguasai bidang pemasaran adalah 3 point diatas harus dikuasai.
5.      Modal atau Biaya
Modal atau biaya dapat diperoleh melaui pinjaman di Bank atau melaui investor yang ingin menanamkan modalnya di usaha yang kita kembangkan. Agar para investor yakin kepada usaha kita, produk kita harus menjadi yang terbaik.
6.      Peran Institusi atau Pemerintah Setempat
Peran institusi atau pemerintah sangat dibutuhkan dalam perkembangan IKM ini. Karena mereka juga memiliki tanggung jawab terhadap usaha-usaha yang berkembang di daerah masing usaha IKM. Peran Pemerintah mencakup program penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga penyuluh. Para pelaksana IKM seharusnya membuka diri dan menerima masukan-masukan maupun saran yang diberikan oleh pemerintah melalui program penyuluh tersebut.

3.        Peran IKM Dalam Perekonomian Daerah.
Krisis ekonomi memberi pelajaran berharga tentang kekuatan bangunan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai lebih dari 70% total asset usaha di Indonesia terkena dampak krisis tersebut Sementara usaha kecil dengan jumlah yang sangat besar tidak mengalami imbas dari penguasaan asset dan perkembangan yang dialami usaha besar.
Namun ketika krisis menghantam perekonomian Indoneisa, terbukti usaha besar yang lebih rapuh daya tahannya terhadap krisis. Pengembangan UKM berada pada dua pola berpikir yang berkembang. Pertama, UKM ditempatkan sebagai unit usaha yang perlu mendapat dukungan melalui proteksi khsusunya terhadap persaingan dan dukungan melaui pola “bapak angkat”. Pola ini menghasilkan kebijakan yang bersifat “government and protection policy”.
Banyak kalangan memang akan meragukan kemampuan UKM untuk berada dalam kondisi pasar yang bersaing dengan dukungan dan proteksi yang minimum. Disamping itu, pilihan pada kebijakan yang cenderung pada government and protection policy secara politis akan lebih populis serta terlihat lebih cepat hasilnya (dirasakan langsung oleh UKM).
UKM  menjadi tidak cukup mampu untuk bersaing (bahkan untuk skala menengah sekalipun), lemah dalam melakukan inovasi dan kurang mampu melakukan penetrasi pasar yang lebih luas. Pemikiran kedua, menempatkan posisi dan pengembangan UKM sebagaimana unit usaha bisnis yang harus tumbuh dalam lingkungan persaiangan. UKM tidak perlu diberikan proteksi dan bantuan yang berlebihan dan bahkan dirasakan akan sangat berkembang dalam iklim persaingan ekonomi pasar yang sehat dengan intervensi yang seminimal mungkin. Pola pemikiran kedua ini tdak mengarahkan pada pola do nothing policy tapi lebih cenderung kepada pemikiran market driven policy.
Banyak kalangan memang akan meragukan kemampuan UKM untuk berada dalam kondisi pasar yang bersaing dengan dukungan dan proteksi yang minimum. Seperti biasa, UKM kemudian menjadi lebih identik dengan pengembangan usaha kecil dan mikro yang memang harus mendapat berbagai jenis bantuan dan proteksi. Akibatnya usaha menengah juga menjadi sosok yang terbiasa dengan proteksi, captive market dan menginginkan berbagai fasilitas yang disertai dengan manajemen yang tradisional membuatnya sulit berkembang. Fenomena struktur usaha yang timpang dimana usaha menengah secara kuantitas tidak bisa menjadi penyangga struktur industri menunjukkan tidak berkembangnya usaha menengah.
Menghadapi persaingan bebas, usaha menengah dinilai jauh lebih siap dilihat dari segi kemampuan SDM, skala usaha dan kemampuannya untuk melakukan inovasi dan akses pasar. Dalam perjalanannya pembinaan terhadap UKM, lebih condong kepada pembinaan pengusaha kecil, sementara pembinaan terhadap usaha menengah seolah-olah terlupakan. Kebijakan pengembangan usaha bagi usaha menengah belum bersandar pada satu peraturan pemerintah sebagai payung kebijakan, dan dalam aras pengembangan usaha, masih terdapat grey area dalam pengembangan usaha menengah.
Salah satu strategi untuk mendorong kinerja dan peran UKM dalam pasar bebas serta mengatasi kesenjangan yang terjadi, adalah dengan menumbuhkan usaha menengah yang kuat dalam membangun struktur industri. Disamping itu juga harus didukung dengan tersedianya barang dan jasa, sehingga pelanggan pun makin bertambah banyak, dengan begitu keuntungan juga dapat diperoleh dengan cepat tanpa memakan waktu yang cukup lama. Dengan adanya usaha kecil dan menengah seperti ini dapat membantu penyerapan tenaga kerja yang pengangguran. Semakin banyaknya usaha kecil tersebut dan merupakan salah satu penunjang keberhasilan usaha. Dan dapat meningkatkan taraf hidup. Dengan adanya usaha kecil dan menengah dapat meningkatkan taraf hidup pemilik usaha kecil tersebut apabila usaha yang dikelola berjalan dengan lancar.
E.     Sasaran Pengembangan
a.      Kualitatif
1)      Tersedianya informasi peluang pasar dalam negeri untuk berbagai kelompok dan komoditi industri dengan teknologi sederhana.
2)      Terbukanya kesempatan usaha baru dengan bahan baku berbasis SDA setempat.
3)      Meningkatnya nilai tambah/pendapatan yang diterima perajin.
4)      Mengurangi pengangguran.
5)      Meningkatnya daya saing industri dengan melakukan penerapan teknologi produksi sederhana dan mudah dikuasai untuk diversifikasi produk dan desain dalam membuat inovasi.
6)      Tersedianya bahan baku alternatif  yang dapat dijadikan sebagai pilihan.
7)      Meningkatnya bantuan permodalan, perpajakan, dan intensif lainnya.
8)      Meningkatnya informasi untuk pengembangan manajemen maupun mutu produk.
9)      Tumbuh dan berkembangnya perekonomian daerah.

b.      Kuantitatif
Sasaran kuantitatif pengembangan industry penggerak perekonomian daerah meliputi industri-industri sebagai berikut :

A.       Makanan Ringan
B.        Sutera Alam
C.        Penyamakan Kulit
D.       CPO – IKM
E.        Pupuk
F.         Garam
G.       Genteng
H.       Alsintani
I.          Tenun Tradisional dan lain-lain

F.     Arah Pengembangan
Pengembangan IKM penggerak perekonomian daerah diarahkan pada :
1)      Menetapkan suatu kerangka kebijakan pengembangan IKM penggerak perekonomian daerah yang selaras antara kebijakan pengembangan IKM nasional dan kebijakan pembangunan di daerah.
2)      Meningkatkan IKM penggerak pembangunan daerah dibidang teknologi, manajemen dan kualitas SDM yang didukung oleh berbagai pihak : Pemerintah Pusat atau daerah dan Lembaga-lembaga terkait.
3)      Memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja di daerah.
4)      Memperluas jangkauan pasar, dari lokal menjadi pasar antar provinsi bahkan pasar ekspor.

G.    Kebijakan Pengembangan
Untuk mewujudkan visi, misi dan arah pengembangan IKM penggerak perekonomian daerah ditetapkan kebijakan sebagai berikut :
1)      Pengembangan industri ditekankan pada upaya optimalisasi penggunaan sumber daya alam lokal untuk meningkatkan nilai tambah, memperkuat struktur industri, memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan memperkuat daya saing produk terutama dalam pasar bebas AFTA tahun 2003.
2)      Selalu mengacu kepada pengaruh lingkungan internal dan eksternal, yaitu faktor-faktor  kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki masing-masing komoditi terpilih dari kelompok IKM penggerak perekonomian daerah.
3)      Memperkuat struktur  industri melalui hubungan vertical hulu hilir antara pemasok/penghasil dengan pengguna bahan baku dan hubungan kemitraan antara lembaga terkait dengan IKM atau antara perusahaan besar dengan IKM terpilih.
4)      Menciptakan iklim usaha yang semakin kondusif, antara lain kemudahan-kemudahan yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, fasilitasi untuk dukungan akses permodalan, akses pasar, akses  teknologi informasi, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan.
  1.  Strategi Pengembangan IKM
Berdasarkan misi yang diemban, strategi pengembangan industri ini ditempuh melalui 2 langkah, yaitu :
a.       Meningkatkan Permintaan (Pull Factors) :
1)      Memperkuat hubungan kemitraan antara IKM (yang termasuk penggerak perekonomian daerah) dengan industry besar/BUMN maupun lembaga-lembaga pendukung permodalan dan pemasaran.
2)      Menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif seperti : peraturan pajak, bea masuk, distribusi, pemberian isentif, kemudahan kredit, dll.
3)      Memberikan dukungan litbaang dan prasarana serta fasilitas promosi dan pemasaran baik di dalam negeri maupun di luar negeri
b.      Meningkatkan Pengembangan Usaha (Push Factors) :
1)      Menjaga kontinuitas dan standarisasi mutu bahan baku.
2)      Memperbaiki dan meningkatkan produktivitas mesin/peralatan.
3)      Meningkatkan kualitas SDM.
4)      Fasilitas akse permodalan, informasi dan pemasaran.

I.       Pengembangan IKM Perekonomian Daerah Perlingkup Komoditi
Untuk perlingkup komoditi pada buku ini akan dibahas IKM makanan ringan untuk penjelasannya adapun untuk lebih jelasnya perhatikan uraian di bawah ini.
A.     Industri Makanan Ringan
1.      Keadaan Spesifik
1)      Kurang memperlihatkan aspek higienis.
2)      Masih ada penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BPT) tidak bebas/bahan tambahan yang dilarang.
3)      Pengelolaan/manajemen usaha masih sederhana.
4)      Mutu sangat beragam, banyak yang belum memenuhi standar.
5)      Kemasan sangat sederhana, tidak menarik dan label tidak sesuai dengan isi.
6)      Masuknya produk-produk makanan ringan dari Negara lain yang memepunyai kualitas yang lebih baik.
2.      Sasaran Pengembangan
Sasaran pengembangan pada tahun 2003-2004 ditujukan pada jumlah Nilai Tambah, Nilai Produksi, Unit Usaha dan Tenaga Kerja.
3.      Program Pengembangan
1)   Peningkatan mutu produk dan kemasan IKM makanan ringan
·         Pengadaan fasilitas, bimbingan dan pengembangan kemasan dan label
2)   Peningkatan sumber daya pemberdayaan ikm makanan ringan
·      TOP-GMP bagi penyuluh pembina daerah
3)   Pengembangan promosi dan pemasaran IKM makanan ringan
·      Partisipasi pemasaran serta pendirian pusat makanan ringan
4)   Pengembangan iklim usaha IKM makanan ringan
·      Fasilitas kerjasama dengan perusahaan besar
4.      Lokasi Pengembangan
1)      Kab. Deli Serdang – Sumatera Utara.
2)      Tanjung Karang, Kota Bandar Lampung.
3)      Kab. Ciamis, Bandung – Jawa Barat.
4)      Kab. Kebumen, Kota Salatiga – Jawa Timur.
5)      Kota Yogyakarta – DI Yogyakarta.
B.     Industri Sutera Alam
1.      Keadaan Spesifik
1)      Tingkat utilitas produksi benang sutera rendah.
2)      Belum menggunakan teknologi tepat guna yang memadai.
3)      Bahan baku kokon yang berasal dari petani tidak mampu memenuhi kebutuhan industri pemintalan baik kualitas maupun kuantitas.
4)      Bahan baku benang yang berasal dari industri pemintalan tidak mampu memenuhi permintaan industry pertenunan.
5)      Ancaman Negara pesaing (China, Thailand, dan India).
6)      Harga produk sutera impor lebih murah.
2.      Sasaran Pengembangan
Sasaran peningkatan pada tahun 2003-2004 ditujukan pada jumlah Nilai Tambah, Nilai Produksi, Unit Usaha dan Tenaga Kerja.
3.      Program Pengembangan
1)      Penerapan teknologi tepat guna.
2)      Fasilitas kemitraan suplai bahan baku pengembangan desain.
3)      Bantuan tenaga ahli desain dan pengembangan produk sutera.
4)      Penerapan teknis pencelupan dengan menggunakan cat warna alam dan alternative lainnya.
5)      Promosi pemasaran, promosi penggunaan merek sendiri dan pendaftaran HaKI.
6)      Pengembangan BDS pengembangan layanan informasi.
4.      Lokasi Pengembangan
1)      Kab. Wajo, Enrekang, Soppeng – Sulawesi Selatan.
2)      Kab. Garut, Sukabumi, Tasik Malaya – Jawa Barat.
3)      Kab. Boyolali, Purworejo, Magelang, Banyumas, Pemalang – Jawa Tengah.
4)      Kab. Sleman, Kota Yogyakarta - DI. Yogyakarta.
5)      Kab. Tanah Datar – Sumatera Barat.
6)      Kota Denpasar  – Bali.

1.2  PENGEMBANGAN IKM PENDUKUNG INDUSTRI (SUPPORTING  INDUSTRY)
A.       Pengertian
Industri pendukung (supporting industry) adalah industry yang membuat barang dan jasa bukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri tetapi dijual ke pasar bebas atau industry lain untuk mendukung produk yang akhirnya memiliki nilai tambah yang  lebih tinggi.
Industri Pendukung juga bisa disebut sebagai penghasil produk-produk antara berupa barang belum jadi (komponen ataupun sub-komponen) untuk  mendukung/memasok secara langsung maupun tidak langsung kepada industri yang akan merakit, pendukung industri termasuk industri penunjang industro terkait.

B.       Ciri-Ciri / Kriteria
Keragaman jenisnya sangat tinggi dan berkembang sangat cepat. Merupakan kelompok industri yang dinamikanya ditentukan oleh kreativitas desain produk barang jadi.
Ciri ekonomisnya :
bernilai tambah tinggi, dan menyerap tenaga kerja banyak , dengan keterkaitan industri yang luas, Memerlukan tenaga kerja trampil dan berkeahlian teknis tinggi, Hasil produksinya dipasok ke pasar bebas/ industri lain, terjadinya peningkatan nilai tambah, bersifat sustitusi impor, pada umumnya berfungsi sebagai subcontracting

C.  Lingkup  Komoditi  Prioritas
·      Komponen Kendaraan Bermotor (Roda 4 dan Roda 2), Jasa Reparasi, Jasa Rekondisi.
·      Komponen Permesinan (Mesin Tekstil/Migas, Permesinan Sederhana), Bengkel Perakitan, Reparasi/Maintenance
·      Komponen Elektronika (Alat Komunikasi, Panel dan Gear Listrik, Alat Rumah Sakit, Alat Bngunan / Rumah
·      Komponen barang-barang karet dan plastic

D.  Misi Serta Tujuan
·      Menciptakan Industri Pendukung untuk memenuhi kebutuhan konsumen industry dan komponen after market
·      Memfasilitasi akses IKM Komponen dalam negeri dengan distributor global komponen
·      Memfasilitasi IKM Pendukung dengan para pemasok komponen dunia, seperti Delphi dan sebagainya
·      Mengurangi impor komponen, memperkuat struktur industry, menciptakan lapangan kerja baru.

E.  Target Group Pembinaan dan Pengembangan
·      IKM dan bengkel komponen alat angkut (KBM-R4, KBM-R2, kapal dan lain-lain.
·      IKM dan bengkel komponen peralatan dan mesin (CPO, pupuk, tekstil, migas dan lain-lain.
·      IKM dan bengkel elektronika (alat komunikasi, alat rumah sakit, panel listrik, gear listrik, pendingin dan lain-lain).
·      Bengkel perbaikan dan pemeliharaan (jasa service, took onderdil dan lain-lain).



F.  Kondisi Umum Saat Ini
1.   Peluang pasar industry pendukung, impor komponen, suku cadang dan elektronika cukup besar dan semakin besar.
2.   Lingkungan yang berpengaruh
·      Lingkungan Internal
Kekuatan
a.    Adanya komitmen pemerintah yang tinggi untuk mendorong industry pendukung.
b.   Tenaga kerja yang cukup bersaing
c.    Adanya dukungan Lembaga Penelitian dari Balai-balai besar yang mendukung industry supporting.
Kelemahan
Bidang Manajemen
a.       Perusahaan umumnya dikelola secara usaha keluarga
b.      Pengetahuan tentang strategi pemasaran sangat minim dan kurang aktif melakukan kegiatan promosi pemasaran.
c.       Kurang motivasi untuk mengembangkan teori-teori manajemen di dalam perusahaannya.
d.      Sistem quality control (QC) pada umumnya belum dikuasai (masih lemah).
·         Lingkungan Eksternal
Peluang di Dalam Negeri
a.          Potensi pasar yang cukup besar, impor barang modal dan permesinan pertahun, dengan peningkatan rata-rata 17,96 % per tahun.
b.         Liberalisasi perdagangan dunia khususnya AFTA (regional).
c.          Adanya trend Global Sourching di idustri otomotif, permesinan dan elektronika.
G.    Sasaran Pengembangan Tahun 2003-2004
1.      Kualitatif
·         Adanya kesempatan kerja baru sebagai akibat dari hasil ekspansi produksi komponen dan sub komponen
·         Berkurangnya impor komponen
·         Meningkatnya daya saing industry perakitan dan komponen.
·         Meningkatnya basis kemampuan teknologi sehingga memperkuat infrastruktur teknologi serta meningkatnya teknologi proses dan desai produk
·         Meningkatnya bantuan permodalan, perpajakan dan insentif lainnya.

H.    Arah Pengembangan
1.      Pengembangan industry pendukung diarahkan untuk meningkatkan dan menumbuhkan IKM yang sebelumnya masih banyak mengimpor komponen-komponen dari luar penyusun.
2.      Peningkatan kemampuan bengkel-bengkel perbaikan dan pemeliharaan untuk keperluan industry-industri BUMN/ besar.
3.      Penumbuhan wirausaha-wirausaha baru permesinan modern.
4.      Penumbuhan IKM / bengkel logam dan mesin berorientasi ekspor

I.       Kebijakan Pengembangan
Kebijakan pengembangan industry pendukung di tetapkan berdasarkan prinsip-prinsip, sebagai berikut :
1.      Pengembangan industry ditekankan pada mekanisme pasar dalam upaya  meningkatkan daya saing yang cukup untuk memasuki pasar International.
2.      Industry pendukung yang dikembangkan di utamakan pada industry yang berskala kecil dan menengah.
3.      Pengembangan industry di arahkan untuk memperkuat struktur industry.
4.      Melibatkan secara aktif perusahaan besar.
5.      Meningkatkan iklim usaha yang semakin kondusif.

J.      Strategi Pengembangan
Dengan memerhatikan berbagai hambatan baik ditngkat internal maupun eksternal perusahaan dapat dilakukan langkah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan Permintaan (Pull Factors)
2.      Meningkatkan upaya pengembangan (Push Factors)
3.      Pendekatan yang dilakukan
Strategi pengembangan IKM Pendukung akan menempuh 2 tahapan umum pengembangan, yaitu :
·         Mendorong pembuatan komponen non-esensial
·         Kemudian mengarah ke pembuatan komponen esensial.
Kedua strategi umum tersebut didukung secara simultan dengan langkah-langkah pemberdayaan, penyediaan sumberdaya/ permodalan, sistim insentif, prasarana/sarana, pola kemitraan yang efektif, perlindungan dan harmonisasi tarif, pemantapan industri bahan konstruksi dasar pemasokbahan baku, serta pemilihan sentra binaan yang potensial.

K.     Program Pengembangan
1.      Peningkatan dukungan teknis dan kemampuan R&D melalui peningkatan promosi
2.      Peningkatan kemampuan manajemen dengan mengadopsi dan sertifikasi QS 9000.
3.      Peningkatan kemampuan produk, penyediaan dukungan keuangan
4.      Revitalisasi Kemampuan Balai Besar Logam dan Mesin, penataan kembali lingkungan industry
5.      Peningkatan dukungan system tarif dan perpajakan
6.      Peningkatan akses terhadap pasar Internasional, promosi dasar dan investasi

L.     Lokasi Pengembangan
1.    Komponen Permesinan dan Peralatan Pabrik dari Logam,Karet, Plastik
·            KotaMedan- Sumatera Utara
·            Kota Padang- Sumatera Barat
·            DKI Jakarta
2.      Komponen Elektronika
·            Kota Batam-Riau
·            DKI Jakarta
·            Kota Surabaya, Kab. Pasuruan,Gresik,Sidoardjo-Jawa Timur
3.      Komponen Kendaraan Bermotor dari Logam,karet,Plastik
·            KotaMedan- Sumatera Utara
·            kota Makasar – Sulawesi Selatan
·            Kab. Tangerang, Serang-Banten
4.      Produk Barang Jadi Karet dan Plastik
·               Kota Medan-Sumatera Utara
·               Kota Palembang-Sumatera Selatan
·               Kota Surabaya, Kab. Pasuruan,Gresik,Sidoardjo-Jawa Timur


M.    PENGEMBANGAN KELOMPOK INDUSTRI KOMODITI TERPILIH.
a.   Komponen Kendaraan Bermotor (KBM):
1)      Keadaan spesifik.
·         Sebagian besar masih dikerjakan oleh industry menengah dan besar karena sifat teknologinya.
·         Adanya persyaratan bidang standarisasi mutu, mahalnya harga bahan baku, serta banyaknya produk impor ilegal
·         Peluang pasar sangat besar daalam negeri
·         System pembayaran yang memberatkan produsen, serta budaya kerja manufacturing belum masyarakat di industry kecil
2)      Sasaran pengembangan
Sasaran peningkatan jumlah unit usaha, tenaga kerja dan nilai produksi tahun 2003-2004 adalah sebagai berikut :
a.       Unit Usaha  ( laju pertumbuhan = 3,04%)
b.      Tenaga Kerja Orang  (laju pertumbuhan = 5,00%)
c.       Nilai Produksi   (laju petumbuhan = 12,49%)
3)      Program Pengembangan
·         Lokalisasi Komponen, promosi investasi
·         Peningkatan penerapan standarisasi, mengembangkan bursa komponen
·         Meningkatkan pendekatan kemitraan dengan principal
·         Memperkuat MIDC dan UPT Logam
·         Mendorong kerja sama dengan industry komponen global


4)      Lokasi Pengembangan
·         DKI Jakarta
·         Bogor, Sukabumi, Bandung_Jawa Barat
·         Tengerang-Banten
·         Sidoardjo, Pasuruan-Jawa Timur
b.   Mesin dan peralatan Pabrik
1.      Keadaan Spesifik
·         Bahan baku spesifik sulit di dapat
·         Peralatan, permesinan dan SDM yang ada belum tersedia optimal
·         Engeneering company dengan coverage penguasaan teknologi yang kurang bervariasi
2.      Sasaran Pengembangan
Sasaran peningkatan jumlah unit usaha, tenaga kerja dan nilai produksi tahun 2003-2004 tertera pada table berikut :
SASARAN
2003
2004
743
30.290
438.964
765
31.810
488.877
3.      Program Pengembangan
·      Mengembangkan permintaan pasar
·      Mengembangkan infra struktur teknologi
·      Mengembangkan reverse engineering
·      Menumbuhkan wira usaha baru

4.      Lokasi pengembangan
·      Kota Medan-Sumatera Utara
·      DKI Jakarta
·      DI Yogyakarta
·      Tangerang-Banten
c.    Elektronika
1.      Keadaan spesifik
·         Share pasar dosmetik yang cenderung semakin tertekan.
·         Banyaknya industry Multi National Company yang melakukan relokasi yang berakibat kurangnya aktifitas sub contracting.
2.      Sasaran Pengembangan
Sasaran Peningkatan Junlah Unit Usaha, tenaga kerja dan nilai produksi tahun 2003-2004  tertera pada table berikut ini
SASARAN
2003
2004
2.361
59.410
1.522.114
2.432
62.380
1.722.306
3.      Program Pengembangan
·      Mengembangkan industry penunjang pembuat komponen elektronika
·      Mendorong transfer teknologi dari industry perakit ke sub kontraktornya
·      Pemanfaatan infra struktur teknologi informasi yang ada.
4.      Lokasi Pengembangan
·      Kota Batam
·      DKI Jakarta
·      Tangerang-Banten
·      Bogor,Bekasi,Kuningan, bandung-Jawa Barat
d.   Komponen (Baran Karet dan Plastik)
1.   Keadaan spesifik
·         Bahan baku sebagian besar tergantung pada impor
·         Keterbatasan Teknologi Produksi
2.   Sasaran Pengembangan
Sasaran Peningkatan Jumlah Unit Usaha, teaga kerja dan nilai produksi tahun 2003-2004 tertera pada table berikut ini
SASARAN
2003
2004
14.302
240.760
2.980.132
14.731
252.800
3.262.800
3.   Program Pengembangan
·      Peningkatan Kemampua SDM
·      Peningkatan Akses Pemodalan
·      Peningkatan akses pasar
·      Peningkatan standarisasi produk
4.   Lokasi Pengembangan
·      Kota Medan-Sumatera Utara
·      Kota Pelambang-Sumatera Selatan
·      DI Yogyakarta
1.3.  PENGEMBANGAN  IKM   BERORIENTASI  EXPORT
A. Pengertian
Industri kecil dan menengah berorientasi ekspor adalah industri yang memiliki daya saing sehingga produknya mampu mengisi pasar internasional baik dilakukan sendiri maupun oleh pedagang/mediator.
B.Ciri/Kriteria Industri Kecil Menengah Berorientasi Ekspor
1)        Memiliki daya saing cukup
2)        Berbasis SDA dalam negeri
3)        Padat karya, menyerap banyak tenaga kerja
4)        Peluang pasar luas
C. Lingkup Komoditi Prioritas
1)         Pangan : ikan olahan, kerupuk
2)         Sandang : sepatu/alas kaki, pakaian jadi, barang jadi tekstil
3)                                                                                                                                        Kimia dan Bahan Bangunan (KBB) : minyak atsiri, arang kayu/tempurung, furnitur kayu, furnitur rotan.
4)                                               Kerajinan : perhiasan, suaman bordir, mainan anak, keramik/gerabah, kerajinan kayu, kerajinan anyaman, batik.
D. Misi serta Tujuan
1)   Mendorong IKM yang memiliki kemampuan diversifikasi produk ekspor yang bernilai tambah lebih tinggi
2)   Meningkatkan perolehan devisa
3)   Memacu IKM lainnya untuk meningkatkan daya saing
4)   Memperluas lapangan kerja
5)   Menciptakan hubungan bisnis (networking) antara IKM lokal dengan pemasok dunia.
E. Kondisi Umum Saat Ini
1)        Keadaan lingkungan yang mempengaruhi
            a. Lingkungan Internal
Kekuatan
(1)      Bahan baku (sebagian besar) tersedia di dalam negeri
(2)      Tersedianya tenaga kerja dengan keterampilan dasar yang tinggi
(3)      Dukungan Pemerintah.
Kelemahan
(1)      Kemampuan mengakses pasar terbatas
(2)      Mutu belum konsisten, dan pemahaman dan penerapan HaKI masih terbatas
(3)      Belum adanya trading house yang dapat membantu pemasaran di luar negeri
(4)      Bantuan keuangan untuk ekspor belum tersedia.
  b.  Lingkungan Eksternal
Peluang
(1)      Peluang pasar di pasaran dunia cukup besar, saham ekspor Indonesia relatif masih kecil (0,1% s/d 4%) terhadap pasar dunia.
(2)      Kerjasama perdagangan regional (AFTA) maupun internasional (WTO).
Ancaman
(1)      Munculnya negera berkembang pesaing baru
(2)      Perubahan pola konsumen global
(3)      Meningkatnya biaya tenaga kerja, energi, dll
(4)      Muncul isu-isu non trade yang menjadi hambatan perdagangan, seperti isu ecolabeling dan isu non trade lainnya.
(5)      Penyelundupan bahan-bahan baku (seperti kayu, rotan, dll), sangat membantu negara-negara pesaing Indonesia.
F.  Arah Pengembangan
Pengembangan IKM berorientasi ekspor diarahkan untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor IKM, mendorong kemampuan mengakses pasar ekspor dalam rangka membantu persaingan pasar ekspor yang semakin ketat.Kenaikkan industri kecil menengah (IKM) ternyata tidak memberikan dampak positif pada ekspor.

 G. Pengembangan Kelompok Industri Komoditi Terpilih         
1.  Program Pengembangan
1)   Peningkatan Effisiensi dan Produktivitas
(1)      Restrukturisasi permesinan
(2)      Peningkatan proses produksi yang lebih effisien serta teknologi baru
2)      Peningkatan Pasar Ekspor
(1)      Promosi dan pemasaran di Bali, serta lokasi-lokasi strategis ekspor lainnya
(2)      Pengembangan trading house
(3)      Peningkatan kemampuan SDM bidang ekspor
(4)      Pengembangan kemitraan dengan BUMN dan industri pengekspor
3)      Peningkatan Mutu
(1)      Pengembangan desain, peningkatan penerapan GMP, peningkatan kualitas kemasan, serta peningkatan kemampuan SDM bidang mutu.
4)   Bantuan Permodalan
(1)      Kredit Ekspor
(2)      Penjaminan/asuransi kredit



2.  Contoh Industri
a.    Industri Pengolahan Ikan
1)   Lingkup Komoditi : ikan kering/ikan asin, ikan asap, ikan pindang,ikan olahan lainnya.
2)   Keadaan Spesifik: kemampuan ekspor rendah,banyak pesaing, teknoloogi sudah dikuasai.
b.   Industri Pakaian Jadi
1)   Keadaan Spesifik
(1)     Peluang pasar ekspor cukup luas
(2)     Bahan baku cukup tersedia
(3)     Teknologi relatif sederhana
(4)     Menyerap banyak tenaga kerja
(5)     Adanya dukungan Litbang/Balai Besar Tekstil.
2)   Program Pengembangan
(1)     Peningkatan mutu dan desain
(2)     Promosi penggunaan merek sendiri
(3)     Promosi pemasaran
(4)     Modernisasi mesin dan peralatan
(5)     Pengembangan  informasi
c.    Industri Minyak Atsiri
1)   Keadaan Spesifik
(1)     Pertumbuhan perdagangan dunia minyak atsiri : 9,38%, sedangkan pertumbuhan minyak atsiri Indonesia hanya 0,12%.
(2)     Market share minyak nilam Indonesia di pasar dunia lebih kecil dari 50% yang seharusnya dapat mencapai di atas 80%, minyak akar wangi sekitar 10% yang seharusnya dapat mencapai di atas 40% dan minyak kenanga lebih kecil dari 15% yang seharusnya dapat mencapai di atas 45%.
(3)     Pembinaan dan pengembangan industri minyak atsiri belum terintegrasi.
(4)     Mampu menumbuhkan industri baru dan menggerakkan sektor ekonomi lainnya.
2)   Program Pengembangan
(1)     Peningkatan Promosi
(a)      Merintis kerjasama pemasaran ke luar negeri.
(b)     Penyusunan informasi bisnis.
(2)     Peningkatan SDM
(a)      Magang para pengusaha minyak atsiri
(3)     Peningkatan Mutu dan Teknologi
(a)      Pendirian laboratorium mini minyak atsiri
(b)     Mengaktifkan penyulingan minyak atsiri
(c)      Pembinaan langsung melalui tenaga ahli
d.      Industri Furnitur Kayu / Rotan
Furniture Kayu
1)        Keadaan Spesifik
(1)          Bahan baku walau cukup tersedia, tetapi seringkali tidak mudah diperoleh oleh IKM.
(2)          Pangsa pasar dalam negeri maupun ekspor terbuka luas
(3)          Menyerap banyak tenaga kerja
(4)          Menghasilkan devisa cukup besar

2)        Program Pembelajaran
(1) Peningkatan Promosi dan Pemasaran
(a)      Pendirian pusat desain dan pemasaran produk furnitur kayu
(b)     Penyusunan profil industri meubel kayu.
(2) Peningkatan SDM
(a)      Pelatihan pengembangan desain meubel kayu di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur
(b)     Pelatihan peningkatan manajemen pemasaran dan keuangan
(3) Peningkatan Mutu dan Teknologi
(a)      Bantuan tenaga ahli untuk IKM furnitur kayu terpilih dalam rangka peningkatan mutu dan desain
(b)     Pengadaan peralatan pengawetan dan pengeringan kayu (Kiln Driyer)
(c)      Fasilitasi penerapan ekolabel produk mebel kayu.

1.4         PENGEMBANGAN  IKM  INISIATIF  BARU

A.  Pengertian
    Industri kecil menengah inisiatif baru merupakan suatu usaha untuk mengembangkan industry berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (knowledge-base) yang menghasilkan nilai tambah yang tinggi.

B. Ciri/Kriteria
Kelompok industri  ini dicirikan oleh penggunaan teknologinya yang tergolong maju/tinggi, yang pada umumnya  merupakan cabang/jenis industri yang akan berkembang pesat dimasa mendatang. Ruang lingkup teknologi berkisar pada pemanfaatan teknologi informasi,pemanfaatan material baru,teknologi nano serta bio-teknologi.

C. Lingkup Komoditi Prioritas
1.        Industri yang menghasilkan produk/memberikan jasa layanan dibidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
2.        Industri bioteknologi berskala kecil.

D.      Misi Serta Tujuan
Pengembangan industri kecil menengah inisiatif baru mempunyai misi/tujuan untuk:
1.      Mendorong tumbuh dan berkembangnya industry yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai wahana modernisasi industry di masa depan, sehingga akan mendinamisasi pertumbuhan industry nasional.
2.      Meningkatkan sumbangan nilai tambah industry kecil menengah secara lebih progresif.
3.      Mendorong tumbuhnya peluang-peluang industry baru dibidang teknologi informasi,serta mendorong tumbuhnya industry yang mengolah sumber daya alam dalam negeri yang terbarukan.

E. Target Group Pembinaan dan Pengembangan
1.   Lulusan (fresh graduate) bidang informatika, biologi dan kimia dari perguruan tinggi.
2.   Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahwa didaerah yang di kembangkan tersebut banyak terdapat perguruan tinggi yang mampu untuk melahirkan usahawan baru dibidang industry ICT dan bio teknologi.
F. Arah pengembangan
 1. Pengembangan industry kecil menengah inisiatif baru diaRahkaan untuk dapat dijadikan   wahana bagi penerapan inovasi-inovasi iptek modern yang ditujukan untuk memperluas kegiataan indusstri yang unggul kompetitif di masa depaan.
2.  Pengembangan industry kecil menengah inisiatif baru diutamakan padaa upaya mendorong faktor-faktor “supply-push”, terutama dari segi SDM intelektual yang inovatif dibantu dengan dukungan sumber daya, prasarana/sarana dan iklim yang menunjang termasuk fasilitas untuk pengembangan pasar.
G.  Kondisi Umum Saat ini
·           Industri  Information and communication Technology (ICT)
1.    Dibandingkan dengan Negara Filipina dan Thailand, Indonesia masih tertinggal.
2.    Besarnya peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan industry software komputer.
·      Industri Bioteknologi
1.    Industri kecil menengah yang tergolong ke dalam kelompok ini belum banyak berkembang.
2.    Potensi sumber daya alam sebagai bahan baku yang akan dikembangkan cukup beragam, serta SDM (lulusan perguruan tinggi) di bidang ini cukup handal.

H. Kekuatan dan Kelemahan Pengembangan IKM Inisiatif Baru
A. Industry Information and communication Teknology (ICT)
1.          Kekuatan dan kelemahan
1.        Kekuatan
1.        Peluang pasar sangat luas dan terus berkembang
2. Banyak sekolah yang menghasilkan lulusan yang baik dalam bidang informatika.
3. Makro ekonomi Indonesia menunjukkan kemajuan yang cukup tinggi sehingga akan mendorong pertumbuhan permintaan akan produk-produk.
4. Terdapat kecenderungan pergeseran basis produk hardware dan software kenegara yang banyak tersedia tenaga kerja semi skill dan memiliki programmer yang berbakat.
5. Adanya pembangunan telematika Indonesia(untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan aplikasi telematika).

2.      Kelemahan
1.        Tuntutan penerapan IT dalam usaha belum tinggi/merata.
2.        Belum mendapat dukungan dari hukum, perundangan, standarisasi dan budaya informasi.
3.        Penguasaan teknologi produk dan manufactur masih lemah.
4.        Kurangnya promosi kemampuan SDM Indonesia di bidang IT.

B. Industry Bioteknologi
1.    Kekuatan
1.         SDM  di bidang ini mulai tersedia.
2.         Sumber daya alam dan hayati sebagai bahan baku cukup beragam dan tersedia.
3.         Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan yang sudah pada tahap aplikasi.
4.         Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan dan lingkungan.


2.    Kelemahan
1.         Persepsi masyarakat bahwa industry bioteknologi hanya bisa dikerjakan dalam skala industri besar.
2.         Untuk memulai usaha ini diperlukan “start-up capital”,sedangkan calon pelaku usaha ini adalah para lulusan perguruan tinggi yang belum mempunyai modal dan pengalaman usaha.
3.         Ada kecenderungan kurang mempercayai hasil penelitian dan pengembangan (litbang) local di bandingkan dengan luar negeri sehingga cenderung untuk membeli produk litbang luar negeri.

I.  Sasaran Pengembangan Tahun 2003-2004
       1.  Jenis industry
                1.  Industri software computer.
                            2.  Industri bioteknologi
Lulusan (fresh graduate) dari :
1.   Sekolah informatika.
2.   Sekolah dengan dasar biologi, kimia,pertanian dan teknologi pertanian yang kuat
3.   Tenaga terdidik dan berpengalaman eks-PHK (akibat pemutusan hubungan kerja).
2.   Wilayah utama : Provinsi  Sumatera Utara, DkI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara.
3.   Jumlah unit Usaha
           1.  Industri software computer 75 unit usaha.
           2.  Industri Bioteknologi 25 unit usaha.

J.  Kebijakan Pengembangan
 Untuk mencapai visi, misi yang telah ditetapkan maka kebijakan pengembangan industry inisiatif baru sebagai berikut :
1.         Pengembangan industri ditekankan pada upaya optimalisasi penggunaan tenaga-tenaga lulusan (fresh-graduate) dari sekolah informatika, sekolah dengan dasar biologi dan kimia yang kuat, tenaga terdidik dan berpengalaman eks-PHK.
2.         Mengacu kepada pengaruh lingkungan internal dan eksternal, yaitu faktor-faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki masing-masing komoditi terpilih kelompok inisiatif baru.
3.         Menciptakan iklim usaha yang semakin kondusif, antara lain: kemudahan-kemudahan dan fasilitas untuk dukungan akses permodalan, akses pasar,akses teknologi informasi,peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan.
K.  Strategi Pengembangan
1.   Menciptakan permintaan (pull Factors)
1. Meningkatkan kesadaran bahwa potensi pasar dikedua bidang ini cukup besar.
2. Mendorong perusahaan besar untuk menspin-off kegiatan TI dan research nya menjadi  perusahaan-perusahaan yang mandiri.
3.  Mendorong perusahaan besar untuk melakukan out-sourching.
2.   Memperkuat Upaya Penyembangan (Push Factors).
Mengembangkan program incubator dikeddua bidang yang akan menyediakan
1.        Fasilitas permodalan
2.        Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial
3.        Memberikan bantuan peralatan produksi/teknologi
4.        Membantu pemasaran dengan perusahaan besar dan luar negeri.
5.         
L.  Program Pengembangan
 1. Program Inkubator
 2.Program peningkatan pasar
 3. Mencari mitra luar negeri yang akan membantu
 4. Merumuskan insentif yang menunjang akselerasi tumbuhnya industry
M.  Pengembangan Kelompok Komoditi
a.     Industri Software Komputer
1.   Keadaan Spesifik
1. Merupakan industri yang relatif baru.
 2. Bagi pemula relatif tidak memerlukan investasi yang besar.
 3. Dapat dilakukan oleh beberapa orang saja (usaha kecil).
 4. Indonesia relative tertinggal dibandingkan dengan Negara tetangga.
 5. Peluang pasar cukup luas dan berkembang.
 6. Memiliki sekolah-sekolah yang menghasilkan SDM yang cukup baik dibidang   tersebut.
7. Mempunyai tenaga sangat terdidik dan pengalaman/wawasan luas (eks PHK) dibidang bisnis yang cukup potensial untuk dikembangkan dibidang industri tersebut.
2.    Sasaran Pengembangan
  1. Lulusan (fresh graduate) bidang informatika dan perguruan tinggi.
2. Daerah yang memiliki banyaak perguruan tinggi yang mampu untuk melahirkan       usahawan baru dibidang informatika. Daerah tersebut harus memiliki tingkat perkembangan perekonomian yang tinggi sehingga pasar cukup besar dibidang software komputer.
3.  Target jumlah unit usaha industri software komputer 75 unit usaha.
3.   Program Pengembangan
1. Sosialisasi program
a. Memilih perguruan tinggi dan melakukan sosialisasi dan program ke perguruan tinggi tersebut.
b. Melakukan sosialisasi program ke industry software computer yang besar yang diharapkan dapat memberi order.
c. Melakukan sosialisasi ke pemerintah daerah guna mendapatkan dukungan dalam pengembangan selanjutnya.
2. Promosi dan Pemasaran
a. Mengadakan kerja sama untuk inisiasi wira usaha baru software computer, dengan perguruan tinggi terpilih dan dengan industry software computer yang besar.
b. Promosi kemampuan perusahaan software computer bersangkutan kedunia usaha untuk memperluas pasar.
c. Bantuan penerapan system mutu dan sertifikasi dalam rangka perluasan pasar
3. Peningkatan Kemampuan SDM
a. Pelatihan, baik aspek  kewirausahaan, manajerial maupun teknis.
b. bimbingan usaha
d.  bekerjasama dengan Negara maju untuk “menset-up” model pelatihan bagi peningkatan SDM.
4)  Lokasi Pengembangan
Wilayah utama pengembangan meliputi :
(1)      Provinsi Sumatera Utara
(2)      Provinsi DKI Jakarta
(3)      Provinsi Jawa Tengah
(4)      Provinsi DI Yogyakarta
(5)      Provinsi Jawa Timur
(6)      Provinsi Sulawesi Selatan
(7)      Provinsi Bali
b.    Industri Pangan Pengaplikasi Bioteknologi
1) Ciri Spesifik
(1) industry pangan hasil fermentasi yang memberikan manfaat tambahan nutrisi, meningkatkan kesehatan pencernaan; atau pengolahan lebih lanjut.
(2) peluang pasar cenderung meningkat
(3) investasi yang dibutuhkan relative tidak besar
(4) beberapa contoh produk yang termasuk dalam golongan ini antara lain yoghurt, keju dan single cell protein (SCP)
2) Sasaran Pengembangan
(1)  lulusan perguruan tinggi (fresh graduate) biologi, kimia atau teknologi pangan.
(2)   Para pemodal (investor)
3) Program Pengembangan
(1) Sosialisasi pangan
(a) Memilih perguruan tinggi dan melaksanakan sosialisasi program kepada perguruan tinggi terpilih tersebut
(b) Melakukan sosialisasi ke pemerintah daerah guna mendapatkan dukungan dalam pengembangan selanjutnya.
(2)  Promosi dan Pemasaran
 Promosi investasi (melalui :workshop, temu invertor dan koordinasi program dengan pemerintah daerah serta lembaga keuangan).
(3)  Penumbuhan wirausaha Baru
4)  Lokasi Pengembangan
Wilayah utama sebagai awal pengembangan :
(1)      Provinsi Jawa Timur
(2)      Provinsi Jawa Tengah
(3)      Provinsi Jawa Barat
(4)      Provinsi Sumatera Utara
(5)      Provinsi Nusa Tenggara Barat
A.      Berbagai Program dan Kegiatan yang dilaksanakan dalam Bidang Koperasi dan UKM
Berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam bidang koperasi dan UKM antara lain yang strategis adalah:
·         Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
Program ini untuk pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam mengembangkan peran dan usahanya dalam mempromosikan produk produk unggulan kota yang bersangkutan.
·         Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Kelembagaan koperasi sering dijadikan rujukan pembinaan dan pengelolaan bagi daerah lain. Oleh karenanya ditingkatkan kualitas kalembagaannya melalui kegiatan pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi.
·         Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetetif UKM
Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM dikembangkan dengan sosialisasi hak kekayaan intelektual, pengadaan sarpras perluasan jaringan kerja dalam penyelenggaraan layanan konsultatif UKM ( telecentre percontohan), pendaftaran merk, batik label serta peningkatan kapasitas unit pendampingan langsung UMKM dan IKM. Selain itu melalui Bagian Perekonomian Setda, dilaksanakan kegiatan pelatihan kewirausahaan.
·         Program Pendidikan Masyarakat Luar Sekolah
Program ini dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan manajemen pengelolaan koperasi / KUD,penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan bagi UKM serta kegiatan pelatihan TIK, community development dan manajemen telecenter bagi pelaku usaha UMKM dan aparatur pembina TIK.
sumber: presentasi kelompok.